Kenapa sih diubah
menjadi Asesmen Nasional? Mendikbud mengharapkan perubahan standar kelulusan
dari Ujian Nasional menjadi Asesmen Nasional bisa mendorong perbaikan mutu
pembelajaran dan hasil belajar peserta didik di Indonesia. Selain itu, untuk
meng-upgrade pendidikan
agar bisa menjadi bekal bagi generasi muda di masa depan.
Gimana, sudah mulai paham atau masih punya banyak pertanyaan?
Supaya kamu benar-benar paham mengenai ketentuan dan apa saja yang diujikan
pada Asesmen Nasional, simak baik-baik beberapa hal penting berikut ini
berdasarkan paparan Kemendikbud.
1. Apa itu Asesmen Nasional?
Asesmen Nasional adalah program penilaian terhadap
mutu setiap sekolah, madrasah, dan program kesetaraan pada jenjang
dasar dan menengah. Mutu satuan pendidikan dinilai berdasarkan hasil belajar
murid yang mendasar (literasi, numerasi, dan karakter) serta kualitas proses
belajar-mengajar dan iklim satuan pendidikan yang mendukung pembelajaran.
Informasi-informasi tersebut diperoleh dari tiga instrumen utama, yaitu
Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), Survei Karakter, dan Survei Lingkungan
Belajar.
2. Apa
perbedaan Asesmen Nasional dengan Ujian Nasional (UN)?
3.
Siapa yang akan menjadi peserta Asesmen Nasional?
- Diikuti oleh seluruh satuan pendidikan /
sekolah tingkat dasar dan menengah di Indonesia, serta program kesetaraan
yang dikelola oleh PKBM.
- Diikuti oleh sebagian peserta didik kelas
V, VIII, dan XI yang dipilih secara acak oleh Pemerintah. Pemilihan
ini akan mempertimbangkan faktor sosial dan ekonomi. Satuan pendidikan
tidak diperkenankan mengganti sampel murid karena dapat memengaruhi hasil
dan tindak lanjut perbaikan pembelajaran.
- Untuk program kesetaraan, Asesmen Nasional
akan diikuti oleh seluruh peserta didik yang berada pada tahap akhir program
belajarnya.
- Diikuti oleh guru dan kepala sekolah di setiap satuan pendidikan.
- Pilihan Ganda (hanya 1 jawaban
benar)
- Pilihan Ganda Kompleks (jawaban
benar lebih dari 1)
- Menjodohkan
- Isian singkat (angka, nama/benda
yang sudah fixed)
- Non-Objektif: Essay
4.
Mengapa yang menjadi sampel adalah murid kelas V, VIII, dan XI?
Hal ini dilakukan agar murid yang
menjadi peserta Asesmen Nasional dapat merasakan perbaikan
pembelajaran ketika
mereka masih berada di sekolah tersebut. Selain itu, ini juga bertujuan untuk
memotret dampak dari proses pembelajaran di setiap satuan pendidikan atau
sekolah.
5. Apa yang dimaksud dengan ‘minimum’
pada Asesmen Kompetensi Minimum (AKM)?
Konten yang diukur pada literasi
membaca dan numerasi adalah konten yang bersifat esensial serta berkelanjutan
lintas kelas maupun jenjang. Tidak semua konten pada kurikulum diujikan,
sehingga sifatnya minimum.
6.
Mengapa yang diukur adalah literasi dan numerasi?
Literasi dan numerasi merupakan kemampuan atau kompetensi
yang mendasar dan dibutuhkan oleh semua murid, terlepas dari
apa profesi dan cita-citanya di masa depan. Selain itu, kedua kompetensi ini
perlu dikembangkan secara lintas mata pelajaran tidak hanya melalui pelajaran
Bahasa Indonesia dan Matematika. Hal ini pun bertujuan untuk mendorong guru
semua mata pelajaran untuk lebih fokus pada pengembangan kompetensi membaca dan
berpikir logis-sistematis.
7. Apa
perbedaan AKM dengan Survei Karakter?
AKM mengukur hasil belajar
kognitif yang mengukur literasi membaca dan literasi matematika (numerasi)
murid. Sementara Survei Karakter mengukur hasil belajar emosional yang mengacu
pada Profil Pelajar Pancasila dimana pelajar Indonesia memiliki kompetensi
global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. (Beriman, bertakwa,
berakhlak mulia; Berkebhinekaan Global; Bergotong royong; Bernalar kritis;
Mandiri; Kreatif)
8. Apa
saja komponen dari literasi membaca dan numerasi yang diukur pada AKM?
9. Bagaimana bentuk soal Asesmen Nasional?
Objektif:
10. Kapan AKM akan dilaksanakan?
Direncanakan pelaksanaan AKM untuk murid kelas VIII jenjang
SMP/MTs, serta kelas XI jenjang SMA/MA, dan SMK akhir Maret 2021.
Pelaksanaan AKM untuk murid kelas V jenjang SD/MI adalah di
bulan Agustus 2021.
11. Berapa banyak soal yang akan dikerjakan saat
AKM?
Murid kelas V akan mengerjakan 30 soal untuk
masing-masing literasi membaca dan numerasi. Sedangkan murid kelas
VIII dan XI akan mengerjakan 36 soal.
12. Berapa lama waktu pelaksanaan Asesmen Nasional?
13.
Apakah soal AKM untuk peminatan IPA, IPS, Bahasa, dan Agama berbeda? Apakah
pembagian porsinya seperti UN?
Tidak. AKM
mengukur kompetensi mendasar yang perlu dipelajari semua murid tanpa membedakan
peminatannya. Oleh karena itu seluruh murid akan mendapat soal yang mengukur
kompetensi yang sama. Keunikan konteks beragam materi kurikulum lintas mata
pelajaran dan peminatan tercermin dalam ragam stimulus soal-soal
AKM.
14.
Adakah kisi-kisi dan contoh soal AKM?
Tidak ada kisi-kisi. AKM disusun
berdasarkan indikator-indikator kompetensi yang membentuk lintasan kompetensi
hasil belajar yang bersifat kontinum. Pusmenjar menyediakan contoh soal AKM
untuk setiap indikator kompetensi.
15.
Apakah ada nilai/skor minimum dalam AKM?
Tidak. AKM melaporkan persentase
murid dalam setiap level kompetensi. Diharapkan semua murid mencapai level
kompetensi cakap atau mahir.
Untuk menguasai Asesmen Nasional, kamu harus mempelajari konsep setiap materi pelajaran dengan baik, bukan hanya menghafal materi.
Referensi:
Kasih, Ayunda Pininta. ‘Asesmen Nasional Pengganti UN, Kemendikbud: Tidak Semua Siswa Ikut’, kompas.com, 13 Oktober 2020 [daring]. Tautan: https://www.kompas.com/edu/read/2020/10/13/101459171/asesmen-nasional-pengganti-un-kemendikbud-tidak-semua-siswa-ikut?page=all (Diakses: 14 Oktober 2020)
1 Komentar
Pasti ada dari nilai/skor akm haru mempelajari setiap pelajarn
BalasHapus